Perselingkuhan Terjadi Akibat Hedonisme
KARAWANG, Spirit
Praktek perselingkluhan merupakan dampak dari budaya hedonisme yang telah menjamur di tengah masyarakat. Hingga kini Majlis Ulama Indonesia(MUI) Kabupaten Karawang terus menyoroti kasus perselingkuhan dan berbagai bentuk perbuatan asusila lainnya yang akhir-akir ini marak terjadi di daerah ini.
Selain masalah tersebut merupakan dosa, menurut Ketua Majlis Ulama Indonesia(MUI) Kabupaten Karawang, KH Tajuddin Nur, juga merupakan penyimpangan norma-norma agama. Perbuatan tersebut, lanjutnya, jelas merupakan perbuatan yang dilarang keras oleh agama.
"Bahkan semua agama yang ada di dunia ini, melarang keras tindakan perzinaan dan perselingkuhan, sehingga semua pemuka agama seyogyanya harus dapat mengendalikan dan menghindarkan umatnya dari tindakan-tindakan perzinaan dan perselingkuhan itu,” katanya kepada Spirit Karawang, Selasa (25/11/2014).
Budaya hedonism, menurut dia, merupakan perbuatan negatif yang dapat menghancurkan struktur kehidupan sosial masyarakat. Budaya hedonisme, katanya pula, adalah budaya yang muncul akibat manusia terus menuruti sifat pelit (kikir, Red.) dan nafsu birahi dalam dirinya.
“Budaya tersebut juga merupakan akibat dari keangkuhan dan kebanggaan seeorang secara berlebihan terhadap hasil karyanya sendiri, sehingga melahirkan sikap dan perbuatan semaunya sendiri tanpa memperdulikan orang lain,” ujarnya.
Mengingat negara Indonesia, bukan negara agama, yang mendasarkan segala praktek kehidupan sepenuhnya kepada syari’at Islam, maka menurut Tajuddin, untuk memberikan efek jera dan meminimalisir mewabahnya praktek-praktek perselingkuhan, pelakunya harus diberikan sanksi sesuai hukum positif yang berlaku di negeri ini. Sementara untuk menangkal diri dari penetrasi budaya hedonisme, pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam, terus melakukan penguatan pengamalan ibadah baik ibadah mahdhoh(hambulminallah) maupun ibadah ghairumahdhah (kebaikan sosial), serta menghindarkan diri dari mencari rezeki yang tidak halal.
“Kuatkan pengalaman ibadah, baik mahdhah maupun ghairumahdhah, perbanyak dzikir serta makan makanan yang halal dan baik, agar seseorang dapat melindungi diri dari pengaruh budaya hedonisme,” katanya.(zen)
Posting Komentar