Bentuk Kekesalan Warga Bengle
KARAWANG, Spirit
Puluhan warga Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang mengancam akan menduduki kantor pemasaran PT Nusantara. Pengembang Perumahan Citra Kebun Mas, Klari itu, diduga asal-aslan dalam pembuatan saluran drainase sehingga kerap menjadi penyebab banjir.
Puluhan warga Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang mengancam akan menduduki kantor pemasaran PT Nusantara. Pengembang Perumahan Citra Kebun Mas, Klari itu, diduga asal-aslan dalam pembuatan saluran drainase sehingga kerap menjadi penyebab banjir.
Menurut Kepala Desa Bengle, Lia Amalia, permasalahan banjir di Perumahan Citra Kebun Mas yang berimbas ke permukiman warga sekitarnya, sudah terjadi sejak 2009. Akan tetapi, saat itu perumahan tidak begitu padat sehingga banyak daerah resapan air.
”Dulu paling banjir 2-3 jam saja akibat genangan. Kami selaku warga sudah beberapa kali mengajukan perbaikan saluran air sebagai bentuk antisipasi banjir. Nyatanya, sampai 2014 tidak ada juga perbaikan, ” katanya.
Lia mengatakan, hingga 2014, banjir yang melanda permukiman warga di Desa Bengle sudah dirasakan makin parah. Awalnya, yang hanya genangan air, kini sudah mulai masuk ke rumah.
”Itu bukti bahwa pihak perumahan belum pernah memberi solusi mengatasi banjir. Padahal, itu tanggung jawab mereka,” katanya.
Di samping itu, menurut Lia, terkait pembangunan sodetan saluran air di jalur tengah, pihak pengembang melakukannya secara sepihak. Tidak pernah koordinasi dengan pemerintah desa ataupun warga. Padahal, pembangunan saluran drainase itu harus disepakati oleh warga.
Membahayakan
Ia menuturkan, pembangunan sodetan jalur tengah yang dilakukan pengembang menjadi puncak kekesalan warga sehingga melancarkan protes. Pasalnya, pihak pengembang tidak pernah sekalipun sosialisasi kepada warga.
”Akibatnya, ada warga yang nyemplung ke dalam saluran itu, karena tidak dipasang tanda peringatan,” katanya.
Kemudian, terkait harga tanah warga yang hendak dibeli pengembang untuk dibangun sodetan saluran drainase, menurut Lia, tidak terlalu tinggi. Pasalnya, dulu tanah milik Narin, warga Kampung Tamelang, Desa Bengle, dibeli senilai Rp700.000 per meter persegi, untuk kepentingan saluran pembuangan air oleh pengembang.
Akan tetapi, urung dibangun karena pengembang tidak sepakat dengan harga ditawarkan pemilik tanah lain, H Idi yang meminta Rp 2,5 juta per meter persegi.
Bertahap
Menanggapi hak tersebut, Direktur Pemasaran PT Nusantara, selaku pengembang perumahan Citra Kebun Mas, Dedi Indra mengatakan, pihaknya sudah pernah berupaya pendekatan dengan warga. Bahkan, siap memperbaiki saluran drainase supaya saat hujan, tidak terjadi genangan air yang berakibat banjir.
“Bertahap lah, semua perlu proses,” ujarnya.
Ia mengaku, pada tahun lalu aliran air yang datang dari perkampungan saluruhnya ke area perumahan. Dengan demikian, kondisi perumahan kerap kebanjiran.
Namun, seiring dengan waktu, pihak pengembang berupaya melakukan perbaikan. Salah satunya dengan membuat sodetan di jalur tengah agar aliran air dapat mengalir lancar ke irigasi.
”Sodetan yang dipermasalahkan warga ini sebagai bentuk perhatian kami untuk menanggulangi banjir, tapi tetap dikomplain warga,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, ada beberapa lahan warga yang hendak dibeli untuk dibangun saluran drainase. Namun, pihak pengembang mengaku harga tanah yang ditawarkan warga terlampau tinggi, sehingga memberatkan pengembang.
”Mereka minta Rp 2,5 juta per meter persegi, jelas kami keberatan harga itu tidak masuk akal. Makanya kami berinisiatif menyodet lahan di jalur tengah,” ujarnya. (dit)
+ komentar + 1 komentar
Anda pencinta togel online
yuk bergabung bersama kami di togel pelangi
bandar togel terbaik dan terpecaya
info lebih jelas silakan kunjugi kami...
http://www.togelpelangi.com/
Posting Komentar