SUBANG, Spirit
Kepala Dinas Kesehatan Kebupaten Subang, dr Budi Subiantoro mengungkap, sedikitnya 10% anak di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Subang terjangkit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa).
"Sekarang penyakit Ispa mulai mendominasi, sekitar 10% balita terkena ISPA," ungkap Budi, di Kecamatan Pagaden, Subang, Minggu (02/11).
Dijelaskan lebih lanjut, penyakit Ispa sering muncul di musim pancaroba akibat sirkulasi virus udara yang meningkat. Selain itu, perubahan suhu udara yang tak menentu juga mengakibatkan melemahnya daya tahan tubuh pada anak, sehingga rentan terserang penyakit.
Sementara itu, pada balita yang terkena Ispa biasanya ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan, pilek, hidung mampet, batuk kering juga gatal, batuk berdahak dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan ditandai gejala sesak napas.
“Untuk influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat dan lama, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Untuk mengetahui keadaan bayi para ibu juga harus memperhatikan dampaknya,” jelasnya.
Contohnya, lanjut Budi, pada bayi bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan gejala sesak dengan napas berbunyi lazimnya sesak napas.
Selain itu, pada bayi bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan gejala sesak dan batuk menggonggong. Salah satu cara untuk mencegah terserangnya penyakit Ispa, Budi menganjurkan kepada masyarakat untuk berprilaku hidup sehat dan bersih agar tidak mudah terserang penyakit ISPA.
"Untuk pencegahannya masyarakat dianjurkan membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat, dan mengkonsumsi makanan yang sehat. Dengan hal tersebut dapat memperkuat daya tahan tubuh," pungkasnya. (Ade)
Posting Komentar