CIKAMPEK, Spirit
Tingginya angka sarjana yang menjadi pengangguran menjadi tantangan dan pekerjaan rumah bagi para pengelola perguruan tinggi. Dunia pendidikan tinggi ditantang memberikan jalan keluar bagi para sarjana agar cepat bekerja.
“Sepertinya ironis, kita tahu bahwa negara kita adalah negara yang sangat kaya raya, lengkap dengan potensi kandungan sumberdaya alam yang sangat luar biasa, tetapi tidak dikelola secara optimal. Ini terjadi karena minimnya semangat kewirausahaan atau entrepreneur di kalangan masyarakat atau bangsa kita,” jelas Wakil Kepala Cabang (WKC) Bina Sarana Informatika (BSI) Square Cikampek, Dede Nurrahman S.Kom kepada Spirit Karawang, Rabu (17/9).
Melihat kondisi di atas, sambungnya, perguruan tinggi berbasis akademik di Cikampek seperti BSI Square Cikampek mempunyai tanggungjawab yang besar dalam mengantarkan mahasiswanya menjadi anak yang bangsa yang cerdas dan mandiri.
Satu dari sekian banyak bentuk tanggungjawab BSI adalah dibentuknya suatu lembaga yang khusus menangani kegiatan kewirausahaan sebagai solusi ideal dalam menciptakan berbagai peluang usaha dan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa atau alumni BSI ke depan.
“BSI Career & Entrepreneurship Expo merupakan salah satu kegiatan terbesar dari serangkaian program kerja yang BSI Career Center (BCC) & BSI Entrepreneur Center (BEC) laksanakan. Jadi tidak diragukan lagi, lulusan BSI bisa langsung disalurkan untuk bekerja melalui program kerja BCC dan BEC, bahkan mahasiswa BSI pun sering mengikutinya,” ucapnya.
Dikatakan Dosen Mata Kuliah Perancangan Web ini, pendidikan di perguruan tinggi sangat berbeda dengan sekolah. Maka itu, setiap mahasiswanya harus memiliki peta hidup agar cita-citanya terealisasi. Peta hidup yang dimaksud adalah tahapan bagi mahasiswa tersebut untuk merealisasikan cita-citanya sesuai dengan jurusan yang diambil.
“Ini diperlukan agar para pelajar mampu menyelesaikan studinya tepat waktu dan memulai karier sesuai dengan apa yang dicita-citakan,” imbuhnya. Mahasiswa yang belum memiliki peta hidup, menurutnya, terjadi karena beberapa faktor, di antaranya tidak tahu cara merealisasikan, hanya ikut-ikutan teman, dan mencoba untuk tantangan baru.
Menyiasati jangka waktu masa kuliah sangat singkat dan jumlah SKS atau mata pelajaran begitu banyak, mahasiswa harus bisa segera beradaptasi mengikuti semua tahapan itu. Kemudian, mahasiswa pun harus aktif mengikuti pengembangan kemampuan seperti seminar, diskusi dan pelatihan lainnya. “Mahasiswa harus bisa beradaptasi seperti saat nanti kerja di dunia industri,” paparnya.
Selain itu, ditegaskan Dede, BSI berbeda dengan kampus pada umumnya. BSI tidak mengenal Ospek atau kegiatan perpeloncohan lainnya. Orientasi Akademik (Ormik) dan Seminar Motivasi (Semot) merupakan solusi terbaik bagi mahasiswa baru BSI dalam mengawali kegiatan perkuliahan.
“Ormik bertujuan agar mahasiswa paham dan mengerti betul tentang kegiatan akademis yang ada di BSI termasuk program ‘kampus online’ yang dicanangkan BSI mulai tahun ini. Sedangkan Semot diadakan untuk melatih mental mahasiswa dalam menghadapi dunia perkuliahan dan dunia kerja,” tambahnya.
Sementara itu ditempat yang sama, Wakil Ketua Umum Senat Mahasiswa (SEMA) BSI Square Cikampek, Deni Gunawan menuturkan, dirinya mengaku senang karena bisa berkuliah di kampus BSI Square Cikampek yang notabene mahasiswa BSI yang sudah lulus, mudah untuk mendapatkan pekerjaan.
“Sarana dan prasana infrastrukturnya ditunjang dengan baik oleh pihak kampus, sehingga memudahkan mahasiswanya untuk melakukan kegiatan disini. Saya akui juga kalau lulusan BSI memang mudah mendapatkan pekerjaan, karena sudah dipermudah akses jalurnya oleh pihak BSI sendiri. Jadi kalau memang ingin kuliah, jangan pusing-pusing memilih Akademik berbasis Informatika, cukup kuliah di ‘BSI aja’,” pungkasnya. (gus)
Posting Komentar