KARAWANG, Spirit
Meski keberadaan SMKN 1 Tirtajaya Karawang baru empat tahun, namun siapa sangka sudah bisa menghasilkan rekayasa teknologi produk motor tanpa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dan tanpa mengunakan dicharge.
Produk hasil karya siswa SMKN 1 Tirtajaya tersebut akan dipamerkan pada Expo Pendidikan dan Technology (Epitech) ke-9 yang dimulai pada hari ini, Selasa (4/10), hingga Kamis (6/10) di Grand Taruma Karawang.
Menurut Kepala SMKN 1 Tirtajaya, Drs. H. Dedi Jubaedi, MM., di saat masyarakat sedang dihadapkan dengan keresahan akibat akan dinaikkan harga BBM dalam waktu dekat oleh pemerintah pusat dan diperkirakan sumber daya alam BBM akan habis 12 tahun ke depan akan habis, maka SMKN 1 Tritajaya menjawab tantangan tersebut dengan membuat teknologi rekayasa berupa produk motor tanpa BBM dan tanpa dicharge.
“Ini merupakan penemuan sebuah teknologi rekayasa baru dalam bidang automotif, khususnya dalam bidang teknik sepeda motor,” ucapnya saat ditemui Spirit Karawang di stand SMKN 1 Tirtajaya nomor 90/91 di Epitech Grand Taruma Karawang, Senin (3/10).
Dijelaskan H. Dedi, cara kerja motor tanpa BBM dan tanpa dicharge tersebut ialah dari sumber arus battery menuju fuse atau sikring, lalu dari fuse menuju ke stop kontak, lalu dari stop kontak menuju volume gas, lalu dari volume gas menuju mesin penggerak roda, lalu dari mesin penggerak roda menggerakkan roda, lalu dari roda menggerakan v-belt, lalu dari v-belt menggerakkan alternator atau dinamo, lalu dari dinamo berputar mengeluarkan arus 50 volt, dari arus tersebut bertujuan untuk mengisi battery dan battery digunakan untuk rangkaian kelistrikan body dan langkah awal pada alternator atau dinamo.
“Produk ini semoga menjadi isu nasional karena merupakan murni produk anak bangsa yang ada di pedesaan. Oleh sebab itu, dalam Epitech ini motto kami persembahan dari desa untuk Indonesia” ujarnya.
Ditambahkan H. Dedi, kelebihan teknologi rekayasa motor karya siswa SMKN 1 Tirtajaya ialah tanpa BBM, menggunakan tenaga battery tanpa dicharge, ramah lingkungan, bebas perawatan, bebas ganti oli, bebas tune-up, suara nyaris tidak terdengar dan harga yang ekonomis, serta motor tersebut mampu berjalan dengan kecepatan hingga mencapai 50 km/jam.
“Ini merupakan sebuah penemuan yang luar biasa hasil karya siswa yang dibimbing instruktur ketua jurusan dan guru-guru produktif TSM,” imbuhnya.
Dengan hasil penemuan tersebut, dia berharap ada investor yang tertarik menjalin kerja sama untuk memproduksi massal motor tersebut, karena diakui olehnya dia hanya memiliki gagsan, ide cipta dan hak cipta.
“Untuk produksi massal kita perlu investor, karena kami tidak memiliki modal besar bisa produksi massal,” pungkasnya. (tif)
+ komentar + 1 komentar
sudah jalan berapa ribu kilometer ? (kalo masih ratusan kilometer mungkin bisa tanpa charge)
Posting Komentar