PURWAKARTA, Spirit
Kesenian gerakan nyere (genye) dan manusia tanah menjadi "Ikonik" di Kabupaten Purwakarta untuk menyambut warga Purwakarta yang menjadi "Pahlawan" mengharumkan nama kabupaten kedua terkecil di Jawa Barat ini.
Dalam satu bulan terakhir, masyarakat Purwakarta di perkotaan disuguhkan seringnya penampilan pasangan seni genye dan manusia tanah ini menggelar pertunjukan di jalanan kota.
Bukan sekadar pertunjukan seni budaya khas Purwakarta semata. Melainkan pasangan seniman ini punya misi khusus untuk menyambut warga yang sudah mengharumkan nama Purwakarta.
Sebut saja, ketika kepulangan ponggawa Persib Bandung, penjaga gawang Shahar Ginanjar yang tulen warga Purwakarta awal November 2014. Kemudian, Jumat pekan kemarin, tim Garuda Muda Indonesia yang berlaga dalam Final Dunia U-12 di Brasil yang diwakili ASAD 313 Jaya Perkasa Purwakarta tak kalah penyambutannya saat menginjakkan kaki kembali di Purwakarta.
Promosi wisata
Begitu juga Senin (24/11) pagi kontingen Purwakarta di Porda XII disambut meriah genye dan manusia tanah. Tradisi penyambutan ini akan terus digelar sebagai bagian promosi wisata Purwakarta. "Ini bentuk penghormatan bagi yang disambutnya. Mereka kan berjuang atas nama Purwakarta yang kita cintai. jadi tak berlebihan ini digelar," kata Sekretaris Dinas Pariwisata, Deden Guntari.
Deden yang juga perintis terciptanya genye ini menyebutkan, kesenian baru ini akan melekat di hati warga Purwakarta ke depannya. Pasalnya, filosofi genye sebagai satu kesatuan dan kekuatan dari nyere (lidi) yang diikatkan.
"Ini simbolisasi persatuan dan kekuatan Purwakarta sebagai kota berbudaya Sunda menjunjung tinggi silih asah silih asih silih asuh sebagaimana halnya sapu lidi," ungkapnya.
Sementara manusia tanah adalah gambaran Purwakarta sebagai kota penghasil kerajinan keramik, tepatnya di Plered. Dengan demikian, menurut Deden, seniman manusia tanah juga merupakan ikon baru di Purwakarta.
Syarif (29), warga Jalan Tengah mengaku, sudah tak asing jika penampakan genye di jalur Jalan Tengah ini pasti sedang mengarak warga Purwakarta. "Unik sih bener. ngingetin kita, jika ada manusia tanah pasti ada yang diarak," katanya. (Asp)
Posting Komentar