KARAWANG, Spirit
Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Karawang mendapat teguran keras dari Ketua Komisi C, Natala Sumedha, saat rapat usulan anggaran untuk tahun 2015, Senin (10/11). Pasalnya, Disbudpar tidak pernah tuntas dalam mengadakan sebuah program.
“Kalau setiap melaksanakan sebuah program itu harus tuntas. Jangan setengah-setengah. Begini akibatnya. Hal-hal kecil jangan dianggap remeh,” katanya.
Hal tersebut dikatakan Natala menyusul tidak sesuainya kerangka usulan anggaran Disbudpar untuk tahun 2015 dengan presentasi dari Kepala Disbudpar, Dadan Sugardan. Salah satu contohnya, menurut Natala, Dadan Sugardan menerangkan akan ada seminar batik khas Karawang di tahun 2015.
”Akan tetapi, di draf (usulan anggaran, red) ini tidak ada seminar batik itu. Ngomong sama pemikiran enggak nyambung. Seharusnya, sesuai dengan kerangka pembicaraan,” katanya.
Natala juga berpendapat, anggaran yang diusulkan Disbudpar tidaklah berpihak kepada masyarakat. Dari beberapa poin dalam anggaran yang diajukan itu, kata Natala, tidak ada anggaran untuk program yang benar-benar berbobot.
”Kecewa sama anggaran (yang diusulkan, red). Anggarannya tidak berpihak pada masyarakat. Saya jadi ragu pada Disbudpar,” ujar Ketua Komisi C dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Kemudian, Natala juga mempertanyakan janji Disbudpar yang akan memperluas wisata religi. Namun, pada kenyataannya, dalam usulan anggaran, program tersebut tidak tersurat.
”Eh, yang muncul malah mau bikin tugu Kampung Budaya. Ini aneh,” katanya.
Hanya seremonial
Natala juga mengevaluasi beberapa program yang sudah dilaksanakan Disbudpar selama 2014. Menurut dia, program-program Disbudpar hanya bersifat seremonial dan kurang tepat sasaran.
“Contohnya, ketika HUT Karawang kemarin, kenapa di situ ada kereta kencana dari Cirebon. Padahal, Karawang tidak punya kesamaan kebudayaan dengan Cirebon. Kita (Karawang) justru lebih condong ke Yogyakarta. (perkataan) Ini adalah aduan dari beberapa komunitas kebudayaan di Karawang kepada kami,” ujarnya.
Perbaikan kinerja
Sementara itu, Dadan Sugardan, menanggapi santai perkataan Natala Sumedha. Menurut dia, semua hal itu adalah sebuah usulan dan kritikan kepada Disbudpar guna memperbaiki kinerja dinasnya untuk ke depan.
”Perlu diketahui, intinya, program-program Disbudpar itu tidak serta merta bisa dirasakan manfaatnya secara langung. Pada hari H-nya mungkin tidak terasa, tapi setelah itu, manfaatnya akan ada. Multi-efeknya adalah beberapa hari setelahnya,” ujarnya kepada wartawan setelah rapat. (muh)
Posting Komentar