KARAWANG, Spirit
Bencana abrasi di pesisir utara Kabupaten Karawang sudah demikian parah. Berdasarkan pantauan langsung Spirit Karawang di lokasi, beberapa rumah penduduk yang berada di bibir pantai sebagain sudah hilang. Gelombang ombak laut, justru saat ini sudah menggerogoti sebagaian besar badan jalan aspal di Desa Cemara Jaya Kecamatan Cilebar.
Warga masyarakat, harus berhati-hati melintasi jalan tersebut lantaran pasir pantai sudah menutupi sebagian sisa jalan yang masih bisa dilalui. Akses jalan satu-satunya ini, memang butuh untuk segera ditangani.
Salim (53) warga setempat mengatakan, sempat melakukan gotong royong dengan pemasangan kayu-kayu pancang untuk menahan gempuran ombak laut. Namun, upaya itupun tidak sepenuhnya berhasil. Upaya lain yang dilakukan, menurutnya adalah memasang batu-batu di sekitar bibir pantai sebagai penahan gelombang.
“ Kita secara mandiri dan gotong royong sudah melakukan upaya penanganan abrasi. Tapi, karena hanya dengan manual dan sederhana, gelombang pun masih bisa menggerus lahan ini,” ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan Sopyan (38). Pria yang sehari-hari berada di TPI Patokmati Pusaka Negara tersebut bahkan menyatakan, waktu kebiasaan ombak laut yang perlu diwaspadai. Pasalnya, gelombang ombak tersebut kekencangannya melebihi saat diwaktu-waktu biasa.
“Saat ini sudah semacam itu kondisinya, belum lagi nanti bulan Januari-Februari. Bisa-bisa naik melewati jalan aspal yang tersisa,” ujarnya.
Abrasi di Pesisir Pantai Utara Karawang memang sudah menjadi perhatian banyak pihak. Beberapa hari kemarin, anggota DPRD Karawang yang kediamannya dekat dengan lokasi, Saidah Anwar mengusulkan agar di tahun 2015 segera direncanakan perbaikan dan pembangunan penahan gelombang. Kalau sampai berlarut-larut malah akan menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi bagi warga setempat.
Saat ini saja, menurut Saidah, beberapa warga telah kehilangan tempat tinggalnya karena tergerus ombak. Belum lagi soal akses perekonomian yang juga ikut terganggu. Sehingga mau tidak mau hal tersebut harus segera ditangani.
Sementara itu, beberapa waktu yang lalu Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Karawang, Acep Jamhuri menyatakan akan mengajukan anggaran untuk abrasi pada APBD Tahun 2015. Pihaknya menyatakan, akan menganggarkan Rp 5-10 miliar untuk penanganan abrasi tersebut.
Secara teknis, menurut Acep Jamhuri, besaran pengajuan anggaran tersebut diestimasikan akan mampu untuk membuat penahan gelombang sepanjang 2 kilometer lebih. Dan untuk lokasi yang akan ditangani lebih dulu, menurutnya adalah prioritas bagi daerah yang paling parah.
Situ Cipule tak terawat
Sementara itu Situ Cipule Kabupaten Karawang, yang pernah digunakan arena dayung Sea Games 2011 dan akan kembali digunakan pada Pekan Olahraga Jabar XII November 2014 serta Pekan Olah Raga Nasional XIX/2016, kondisinya memprihatinkan dan tidak terawat.
Berdasarkan pantauan pada Minggu, fasilitas di sekitar Situ Cipule yang berlokasi di Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Karawang, tampak di sana-sini kondisinya tidak terawat.
Bahkan terdapat coret-coretan (vandalisme) di beberapa fasilitas sekitar arena dayung bertaraf internasional itu. Kondisi air di sekitar arena dayung Situ Cipule kini kotor, akibat banyak sampah dan tanaman eceng gondok.
Sejumlah warga setempat menyebutkan, setiap Sabtu dan hari-hari libur, lokasi sekitar arena dayung Situ Cipule seringkali dijadikan tempat pacaran pasangan anak muda.
Selain itu, ada pula warga dari berbagai daerah yang datang ke lokasi arena dayung Situ Cipule untuk memancing serta menjala ikan.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Karawang Aries Suparno sebelumnya mengakui tidak terawatnya venue dayung yang pernah digunakan sebagai Sea Games tersebut.
Menara pengawas yang dibangun dengan menggunakan APBN tersebut kini dalam kondisi terbengkalai, beberapa bagian kaca yang dibangunan tersebut tampak pecah.
Ditambah lagi akses menuju lokasi venue dayung tersebut mulai mengalami kerusakan. Sejak digunakan sebagai lokasi Sea Games, akses jalan menuju lokasi hingga kini belum pernah diperbaiki.
Ia menyayangkan kondisi seperti itu, karena pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XII pada November 2014, Situ Cipule akan digunakan sebagai arena pertandingan dayung.
Tuan rumah Porda Jabar tahun ini sebenarnya Kabupaten Bekasi. Tetapi untuk venue dayung mereka menggunakan Cipule sebagai lokasi perlombaannya.
Setelah dijadikan venue dayung pada Porda Jabar, selanjutnya pada tahun 2016 Situ Cipule akan dijadikan venue dayung PON XIX. Selanjutnya, Situ Cipule akan digunakan lokasi pertandingan dayung pada Asian Games pada 2018. (Top/Red)
Posting Komentar