KARAWANG, Spirit
Sejumlah anggota DPRD Karawang mengapresiasi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) diresmikan menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 6 Oktober 2014 lalu bersamaan dengan 11 PTN lainnya di Surabaya.
Sebagaimana disampaikan Ketua Komisi D DPRD Karawang Fendi Anwar dan Wakil Ketua I DPRD Karawang Sri Rahayu Agustina Suroto kepada Spirit Karawang, Jumat (10/10), diresmikannya Unsika menjadi PTN itu merupakan suatu kebanggan dan kehormatan bagi masyarakat Karawang.
Fendi menjelaskan, selama ini masyarakat Karawang memang sudah lama mengharapkan memiliki PTN di daerahnya, sehingga nanti ke depannya warga masyarakat Karawang yang ingin melanjutkan kuliah di PTN tidak perlu keluar dari Karawang.
“Hal itu akan berdampak ketertarikan warga Karawang untuk melanjutkan kuliahnya,” ucap Fendi.
Kendati demikian, kata Fendi, warga Karawang mesti meningkatkan kembali kualitas dan prestasi belajar akademiknya. Pasalnya, persaingan untuk bisa masuk ke Unsika akan lebih sulit. Selain bersaing dengan calon mahasiswa dari luar Karawang, sistem penerimaan calon mahasiswanya pun akan sangat selektif melalui SNMPTN maupun SBMPTN.
“Hal itu pun akan menjadi PR kami bagaimana bisa meningkatkan kualitas pendidikan tingkat menengah agar bisa bersaing dengan warga lainnya di luar Karawang,” papar Fendi.
Senada dengan Fendi, dikatakan Wakil Ketua I DPRD Karawang Sri Rahayu Agustina Suroto. Dia merasa bangga dengan diresmikannya Unsika menjadi PTN. Begitu masyarakat harus merasa bangga pula karena mereka tidak perlu lagi mencari PTN di luar Kabupaten Karawang.
“Meski ini merupakan wacana lama, tetapi Alhamdulillah saat yang ditunggu sudah tiba,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unsika Dadang Danugiri, M.Pd., hingga saat ini belum bisa memberikan komentar terkait status Unsika yang sudah berubah menjadi PTN. Spirit Karawang sudah berusaha mencoba menghubungi beliau melalui telepon dan SMS, tetapi tidak pernah membuahkan jawaban.
Sikap rektor yang saat ini sulit dimintai keterangan dinilai oleh seorang wakil rektornya yang tidak ingin disebut namanya, sebagai suatu yang wajar. Selain tidak ingin mendahului yayasan dalam memberikan komentar terkait hal itu, dia juga menilai rektor Unsika saat sedang dilematis.
“Maklum saja , Kang. Untuk posisi seperti beliau ada beban dan tanggung jawab yang besar. Tidak menutup kemungkinan ada rasa dilematis, karena beliau baru menjadi rektor, tetapi harus mundur berdasarkan aturan PTN,” ungkapnya. (tif).
Posting Komentar