KARAWANG, Spirit
Tim siswa SMAN 1 Karawang yang terdiri dari Nur Iqbal Hidayatullah (16), Bagus Bayu Nugroho (17) dan Raditya Setiawan (17) berhasil meraih juara II Bridge Design Competition (BDC) atau lomba desain dan uji kekuatan maket jembatan tingkat SMA dalam kejuaraan Civil Engineering Innovation Contest (CEIC) yang diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2014 di Kampus Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Tim siswa SMAN 1 Karawang yang terdiri dari Nur Iqbal Hidayatullah (16), Bagus Bayu Nugroho (17) dan Raditya Setiawan (17) berhasil meraih juara II Bridge Design Competition (BDC) atau lomba desain dan uji kekuatan maket jembatan tingkat SMA dalam kejuaraan Civil Engineering Innovation Contest (CEIC) yang diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2014 di Kampus Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Menurut seorang guru pembimbing siswa, Mukhlis, CIEC merupakan bagian dari program kerja unggulan dari himpunan mahasiswa jurusan teknik sipil Undip untuk mengembangkan riset dan teknologi yang salah satunya dalam bidang ketekniksipilan. Sebagai salah satu bentuk perwujudannya, Departemen Riset dan Teknologi Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Diponegoro Semarang menyelenggarakan lomba BDC 2014 tingkat SMA/MA yang bertemakan "Futuristic Construction for The Nation's Future".
“Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi sederhana yang dapat mendorong siswa-siswi SMA/MA untuk kreatif dalam hal ketekniksipilan,” ucapnya.
Sementara seorang siswa peraih juara II BDC, Nur Iqbal Hidayatullah mengatakan, dia mengikuti lomba BDC di Undip karena mendapat masukan dari kakak kelasnya. Iqbal pun tertarik untuk mengikuti lomba tersebut dan mengajak serta temannya untuk mendaftar pada 11 Juli – 14 September 2014. Setelah mendaftar, Iqbal dan teman mengumpulkan makalah tentang maketnya disertai foto dia beserta teman dan guru pembingnya. Kemudian mengikuti babak penyisihan pada 22 September 2014 dan dari 33 kelompok hanya tersaring 10 kelompok yang masuk babak final.
“Dalam babak penyisihan, kata Iqbal, ada beberapa kriteria penilaiannya, yakni dari estetika, makalah, aspek ekonomis dan tingkat realisasi,” ungkap Iqbal.
Pada babak final, lanjutnya, peserta mengikuti teknikal meeting dan langsung membuat atau merakit maketnya dalam waktu tiga jam. Dalam teknikal meeting, panitia mensyaratkan penggunaan kayu balsa yang digunakan sebagai materi maket jembatan siswa SMAN 1 Karawang hanya 120 gram.
“Alhamdulilah dari seluruh peserta yang ikut, maket jembatan kami merupakan maket yang mampu menahan beban hingga 39 kilogram lebih,” ujarnya.
Setelah melalui proses penilaian juri pada babak final, akhirnya perjuangan tim siswa SMAN 1 Karawang tidak sia-sia. Mereka memperoleh juara II dan berhak mendapat hadiah sebesar Rp2.500.000 dan tiket langsung masuk tanpa seleksi masuk ke Undip.
Namun selain itu, Iqbal mengakui sangat senang dan mendapat pengalaman yang sangat menarik tak ternilai saat mengikuti perlombaan tersebut, diantaranya belajar bekerjasama dengan tim meski saat ada konflik sekalipun dan memacu kreativitas dia dan temannya dalam tim tersebut.
“Ini merupakan pengalaman paling berharga yang pernah saya dapatkan,” (tif).
Posting Komentar