Karawang Tawarkan Alternatif Lokasi
KARAWANG, Spirit
Pemkab Karawang melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) terus berupaya agar pembangunan pelabuhan tetap di Karawang. Namun untuk lokasinya, diprediksi akan berpindah ke Pakisjaya atau Sungai Buntu dengan sejumlah pertimbangan.
"Kami sedang berusaha pelabuhan tetap di Karawang tapi lokasinya mungkin di Pakisjaya dan Sungai Buntu. Pasalnya, di sana tidak ada pipa Pertamina," kata Kepala Dishubkominfo Karawang, Setyadharma, Sabtu (18/10).
Saat ini, pembangunan pelabuhan telah menjadi perebutan oleh tiga kabupaten di Jawa Barat yang menginginkannya. Antara lain Kabupaten Subang, Bekasi, dan Kabupaten Indramayu.
Ambisi ketiga kabupaten tersebut, katanya, karena dengan adanya pelabuhan dinilai sangat berpotensi dalam segala hal bagi sebuah wilayah.
"Kalau ada pelabuhan, perekonomian pasti terus bergerak, Apalagi, Karawang sebagai kawasan industri yang pasti diuntungkan dengan adanya pelabuhan," katanya.
Setyadharma menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan lokasi alternatif pembangunan pelabuhan di Karawang ke Dishub Jabar. Namun, untuk hasilnya menurut Setyadharma masih menunggu program Presiden terpilih Joko Widodo.
"Usulan sudah disampaikan ke Dishub Jabar tapi menunggu program presiden yang baru. Kami optimistis pelabuhan harus di Karawang, tapi secara teknis yang aman tidak di Cilamaya," katanya.
Sangat strategis
Ia mengusulkan, wilayah Pakisjaya karena kedalamannya sekitar Pantai Pakisjaya telah memenuhi syarat dan dari lokasi dinilai sangat stategis. Selain itu, dipilihnya Pakisjaya karena dari segi infrastruktur dinilai lebih mendukung.
"Pakisjaya sangat strategis dekat dengan kawasan Bekasi dan Cilamaya. Infrastruktur juga mendukung, tidak mengganggu pertanian jika dibangun akses jalan. Pasir laut di Pakisjaya juga telah dilakukan penyedotan," katanya.
Menurut Setyadharma, usulan lokasi alternatif di sekitar kawasan Pakisjaya karena berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, perairan Pakisjaya juga lebih dalam dibandingkan dengan perairan Cilamaya yang rawan abrasi. Pasalnya, sebelumnya telah dilakukan penyedotan pasir laut di kawasan perairan Pakisjaya.
Ia menurutkan, pembangunan pelabuhan internasional yang rencananya di sekitar kawasan Cilamaya kemungkinan besar batal akibat adanya beberapa kendala. Di antaranya megaproyek pembangunan di sekitar Cilamaya akan menggerus ratusan hektare areal persawahan yang menjadi akses menuju pelabuhan. Kendala lain, terancamnya anjungan milik Pertamina. Jika pelabuhan dibangun di Cilamaya Karawang, anjungan itu harus dipindahkan, yang berakibat pada pasokan minyak ke pembangkit listrik milik PLN.
Dampak lain, terputusnya aliran listrik ke wilayah Jakarta dan sekitarnya
"Kami tidak bisa ngotot Cilamaya menjadi satu-satunya lokasi pelabuhan di Karawang. Seharusnya, dicarikan alternatif lain agar pelabuhan tetap di Karawang. Kalau terus kami ngotot di Cilamaya bisa saja akhirnya daerah lain yang dipilih untuk pelabuhan," katanya. (dit)








Posting Komentar