CILAMAYA, Spirit
Ketika ikan pindang banyak digemari masyarakat sebagai lauk pauk makanan, secara langsung tumbuh pengusaha pengolah ikan tersebut. Siapa sangka, usaha di bidang pengolahan ikan pindang di Kabupaten Karawang, potensinya sangat berat. Hanya saja kurang di lirik untuk di besarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang. Faktanya, Karawang memiliki peran besar dalam suplay ikan pindang di pasar-pasar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi, tanpa dukungan yang cukup besar dari pemerintah itu, para pengusaha ikan pindang mampu hidup.
Seperti yang dilakoni Eriah (57) warga Dusun Kecemek, RT 5, RW 2, Desa Gempol Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon yang sudah puluhan tahun sebagai pengolah ikan pindang. Usaha rakyat ini memang tidak memiliki untung besar, tetapi lumayan untuk mencukupi kebutuhan keseharian keluarga. Diakui Eriah, sehari dia menghabiskan 10 kilo gram ikan, pengolahan lauk pauk ini tak hanya bandeng, melainkan ikan layang dan ikan tongkol. Sedangkan ikannya didatangkan dari tambak dan nelayan di wilayah Cilamaya.
Sementara itu, pengolahan ikan ini hanya butuh 2 jam dengan cara dikukus dengan tambahan bumbu penyedap rasa, seperti garam, cabe merah, sereh, daun salam, vetsin, penyedap rasa dan gula, termasuk daun bambu sebagai alas ikan dalam panci ketika sedang dikukus. Dari 10 kilo gram ikan tersebut, ada sekitar 60-70 ekor ikan dalam sepanci.
"Kalau kita pake bumbu, sehingga rasanya gurih dan nikmat untuk lauk makan, kalai pengolahan ikan bandeng hanya sekedar garam saja rasanya asin dan bau amis ikan," kata nenek 4 cucu ini, kemarin.
Modal yang dikeluarkan untuk mengolah 10 kilo gram ikan sebesar Rp 150 ribu, sedangkan untung dari hasil penjualan sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per hari. Dia menjual ikan pindang ini mulai pukul 6 pagi dengan berkeliling kampung. Setelah pindang terjual habis, nenek ini kembali mengolah ikan dari pukul 9.00 hingga 11.00 siang, setelah itu, ikan yang sudah matang didiamkan semalaman sebelum dijual pada pagi hari. (spn)
Posting Komentar