Isu Kenaikan BBM Diduga Jadi Pemicu
KARAWANG, Spirit
Rencana Pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah menuai protes dari sejumlah elemen masyarakat di Karawang. Pasalnya, rencana menaikan harga BBM tersebut, praktis disambut melejitnya harga-harga bahan pokok. Masyarakat minta pemerintah memberi solusi atas dampak kenaikan harga BBM tersebut.
Selain dari unsur buruh yang sudah melancarkan demonstrasi menolak rencana menaikan harga BBM, para pedagang kecil pun mengaku sudah cukup kewalahan. Mereka mengaku terbebani masalah permodalan. Selain itu, konsumen pun mengeluhkan naiknya harga-harga sebab akan menambah beban perekonomian rumah tangga.
Tati (34), salah seorang pedagang sayuran di Pasar Johar misalnya, mengatakan, dalam sepekan terakhir harga-harga naik terus. Kenaikan harga sayuran sudah terjadi di tingkat pasar induk. Diduga, kenaikan tersebut sejalan dengan isu rencana pemerintah menaikan harga BBM dan minimnya pasokan barang dari daerah sentra sayuran akibat kemarau yang memengaruhi kualitas sayuran dan hasil panen. Kenaikan itu cukup membebani pedagang kicil seperti dirinya, karena menyangkut masalah modal.
“Ya, sudah seminggu terakhir ini harga-harga di pasar setiap hari naik terus. Naiknya sedikit-sedikit, 500 rupiah sampai 2.000 rupiah, tapi setiap hari,” kata Tati kepada Spirit Karawang ditemui di lapaknya, Selasa (2/11).
Menurut dia, harga komoditas sayuran yang naik di antaranya cabai rawit dari harga Rp 20 ribu menjadi Rp 38 ribu per kilo gram. Cabe rawit merah bertengger di kisaran Rp 40 ribu/kg. Sedangkan untuk komoditi bawang, kentang, dan wortel, masih cukup stabil meski pasokan agak tersendat.
“Harga cabai merah besar dari 25 ribu rupiah menjadi 38 ribu rupiah. Kalau harga minyak masih stabil. Sedangkan telur naik dari 19 ribu rupiah menjadi 20 ribu rupiah per kilo," jelasnya.
Kemudian berdasarkan pantauan, harga beras kini naik sebesar Rp 1.000,00/kg. Harga beras harga kisaran Rp 7.800,00/kg-Rp 9.500,00/kg. Sedangkan per karungnya dari Rp 425 ribu jadi Rp 431 ribu. Tak mau ketinggalan, gas elpiji ukuran 12 kg harga dari agen naik, bahkan ada yang mencapai Rp 80 ribu/tabung. Sedangkan, gas elpigi 3 kg di tingkat pengecer ada yang mencapai Rp 20 ribu.
Selain itu, Nurlatifa (42) salah seorang pembeli di Pasar Johar, mengeluhkan kenaikan harga sembako. Kenaikan harga sembako tersebut mengurangi daya beli dan memberatkan perekonomian keluarga. Dia berharap, pemerintah dapat mengatasi persoalan tersebut.
“Biasanya beli beras masih bisa sekalian 25 kg. Sekarang, 10 kg aja sudah sulit. Belanjaan yang lainya naik semua. Harapanya, sembako tidak menjadi mahal. Minimal dapat terbeli masyarakat,” kata Nurlatifah. (fjr)
Posting Komentar