Rapat DPK Subang Penuh Perdebatan

SUBANG, Spirit
Rapat Dewan Pengupahan Kabupaten (DPK) Subang tentang penentuan poin survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) diwarnai perdebatan. Perwakilan DPK dari SPSI, Henri Agustian Nasution mengatakan, angka untuk 56 poin KHL sudah tuntas ditentukan. Namun untuk empat poin lainnya, yakni biaya transportasi, kost, air dan listrik masih belum tuntas dan menjadi perdebatan sengit.

"Masih pembahasan, cukup alot untuk empat poin, transportasi, kost, air dan listrik. Sementara rekreasi sudah beres, yakni Rp25 ribu. Dari 56 poin, angka yang sudah muncul Rp1.036 juta," kata Henri kepada Spirit Karawang, Rabu (12/11).

Dijelaskan lebih lanjut, biaya transportasi dari Rp9.200 menjadi Rp14.000, air dari Rp16.000 menjadi Rp25.000, listrik dari Rp60.000 menjadi Rp120.000, rekreasi dari Rp15.000 menjadi Rp35.00 dan biaya sewa rumah dari Rp300.000 menjadi Rp400.000.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Spirit Karawang, hingga Rabu (12/11) pukul 19.30 WIB, Rapat DPK Subang tidak menemui kesepakatan. Menurut salah satu anggota DPK dari unsur pemerintah, Banyamin mengatakan rapat akan dilanjutkan, Jum’at 14 November 2014. 

“Sntara wakil buruh dan wakil pengusaha berketetapan pada pendirian masing-masing. Buruh minta Rp.2,4 juta, sedangkan Apindo bertahan dikisaran Rp.1,6 juta. Sekarang ini tidak ada titik temu. Nanti yang akan dilanjut Jum’at. Jika memang tetap tidak bisa sepakat maka akan dilaksanakan voting,” kata Bunyamin.

Sementara itu di luar gedung pendopo, ribuan buruh Subang dari berbagai organisasi buruh lakukan aksi  demonstrasi. Mereka menuntut Rp2.4 juta untuk UMK tahun 2015. "Pemerintah harus ikuti kita. Kalau tidak ikuti suara buruh, artinya pemerintahan itu tidak pro terhadap buruh," kata salah satu peserta aksi, Warlan dalam orasinya.

Dalam aksinya mereka dialun alun depan Kantor Bupati Subang di Jalan Dewi Sartika No. 2, Rabu Siang (12/11/2014). Aparat kepolisian bersama instansi terkait menurunkan kekuatan 8 satuan stingkat kompi (SSK). Pengamanan juga dilakukan di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Subang dan simpang empat yang dilalui demonstran. 

Selama orasi buruh sempat terjadi kericuhan dari kesalah pahaman antar buruh yang awali ada sepeda motor buruh yang dibunyikan secara keras. Hal tersebut mengundang emosi pihak buruh lain. Namun kericuhan berhasil diredam oleh buruh lainnya. 

Untuk menenangkan suasana yang memanas, koordinator aksi berinisiatif menggiring massa buruh untuk bersholawat dan memanjat do’a untuk keberhasilan perjuangannya. Usai berdo’a mereka melanjutkan dengan hiburan yang diiringi  kesenian Jaipongan yang merupakan kesenian tradisi Subang. 

Suasana kembali memanas ketika massa meminta untuk masuk ke lingkungan Kantor Bupati namun, karena tidak sabar mendapatkan persetujuan, diantara massa buruh ada yang melempar benda keras ke arah aparat yang mengamankan. Sontak memancing amarah aparat. 

Untuk menenangkannya Kapolres Subang, AKBP Harry Kurniawan turun tangan menenangkan buruh. Harry menjelaskan, buruh boleh masuk ke areal Pemda Subang tetapi pihaknya minta buruh bersabar memberikan kesempatan aparat pengamanan memindahkan beralatan yang disigakan di halaman Kantor Bupati.

Di saat situasi memanas, salah seorang anggota kepolisian dari Polsek Pamanukan, Aiptu Tarhedi mengambil inisiatif memutar musik Jaipongan dan kemudian menari-nari hingga mengajak buruh untuk ikut menari bersama. Inisiatif itu mendapat respon positif dari buruh, dan lantas menari Jaipong bersama. (Ade)


Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. POTRET KARAWANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger