Kepala Disperindag: Kenaikan Harga Karena Cuaca
KARAWANG, Spirit
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang H Hanafi, membantah jika gejolak kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pokok di pasar tradisional Karawang diakibatkan oleh faktor inflasi menyusul rencana pemerintah pusat menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan sejumlah komoditas tersebut hanya disebabkan oleh faktor musim dan cuaca.
“Bukan karena inflasi, ya. Malahan kita (Disperindag) belum tahu besaran inflasi di Karawang. Itu BPS (Badan Pusat Statistik) yang menghitung,” kata Hanafi kepada Spirit Karawang ditemui usai rapat dengan Komisi C DPRD.
Hanafi mengakui jika saat ini ada gejolak kenaikan sejumlah harga komoditas bahan pokok di pasaran. Namun demikian, kenaikan harga-harga itu merupakan gejolak yang masih tergolong wajar dan diduga hanya dilatari oleh faktor musim. Hal tersebut, berdasarkan dari hasil survei yang rutin setiap minggu Disperindag lakukan.
“Setiap minggu kita rutin memonitoring. Gejolak kenaikan harga memang benar ada, Cuma akibat dari pengaruh cuaca dan masih dibilang tergolong wajar. Misalnya saja cabai. Karena faktor cuaca saja yang menyebabkan jumlah pasokan dan distribusi terganggu, harga komoditas itu naik,” kata Hanafi menjelaskan.
Operasi pasar
Hanafi mengatakan, jika ada kenaikan harga BBM kemudian terendus ada kenaikan harga yang tidak wajar pada sejumlah bahan pokok, Disperindag Karawang akan segera meresponsnya dengan melakukan operasi pasar (OP). “Di Jawa Barat ada empat komoditas yang jadi pantauan, yakni minyak goreng, telur ayam, gula pasir, dan beras,” ungkapnya.
Sementara terkait dengan langkah antisipasi penimbunan BBM, Hanafi mengungkap, sudah rutin melakukan monitoring pengawasan suplai distribusi BBM ke sejumlah SPBU.
Soal kabar mengenai harga bensin di tingkat pengecer 2 tax yang sudah naik hingga menembus Rp 8000,00/liter, menurut Hanafi hal itu tidak boleh dilakukan, karena itu melanggar hukum. “Terus terang tidak boleh, secara hukum tidak boleh. Itu barang subsidi ya. Sehingga dijual harus sesuai net harganya. Di luar itu tidak boleh,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Karawang tidak memiliki data inflasi yang terjadi dalam 3 bulan terakhir yakni di bulan Agustus, September, Oktober. Alasannya, petugas teknis lapangan belum menyetorkan laporan survei.
“Kita (BPS Karawang) belum dapat laporan dari petugas di lapangan soal inflasi,” kata Kepala Seksi IPDS BPS Karawang, Budi Yunior kepada Spirit Karawang di Kantor BPS.
Sejumlah bahan pokok naik
Sementara itu dalam beberapa pekan terakhir, harga sejumlah komoditas bahan pokok dikabarkan terus merangkak naik, seperti sayuran di Pasar Johar karena mengikuti kenaikan harga yang terjadi di tingkat pasar induk.
Menurut catatan Spirit Karawang harga komoditas sayuran yang naik di antaranya cabai rawit dari harga Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 38ribu. Cabe rawit merah bertengger di kisaran Rp 40 ribu. Sedangkan untuk komoditi bawang, kentang, wortel masih cukup stabil meski pasokan agak tersendat. Harga minyak masih stabil. Sedangkan telur naik menjadi Rp 19 s/d 20 ribu per kilo.
Harga beras juga naik sebesar Rp 1.000,00/kg. Harga beras harga kisaran Rp 7.800,00/kg-Rp 9.500,00/kg. Sedangkan per karungnya dari Rp 425 ribu jadi Rp 431 ribu. Tak mau ketinggalan, gas Elpiji ukuran 12 kg harga dari agen naik, bahkan ada yang mencapai Rp 80 ribu/tabung.(fjr)
Posting Komentar