Mendidik dengan Tamparan

KARAWANG, Spirit
Pian, Ilham, Yusuf dan Gugun, murid kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Pancawati 2, Kecamatan Klari mengaku telah ditampar oleh gurunya, Rini. Orang tua mana yang tidak merana mendengar anak kesayangannya mendapat perlakukan kasar, walaupun dari gurunya alias orang tua anak didiknya. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (22/10).

Esih dan Dewi, dua orang tua siswa di sekolah tersebut, Kamis kemarin menemui kepala sekolah dan juga menanyakan langsung kepada guru yang disebut telah menampar anaknya. Sebelumnya, keduanya melaporkan hal tersebut kepada Kepala UPTD PAUD Kecamatan Klari, Nana Mulyana. 
Hingga kemudian, Nana memediasi pertemuan antara orang tua dan pihak sekolah, juga dihadiri Ketua PGRI Kabupaten Karawang, Nandang Mulyana dan Sekretaris Dewan Kehormatan PGRI Kabupaten Karawang, Drs. Asep Ishak, Kamis (30/10) di kantor UPTD PAUD Kecamatan Klari. 

Kepada Spirit Karawang, salah satu orang tua murid, Esih mengatakan, berdasarkan pengakuan anaknya, pemukulan guru terhadap muridnya dipicu lantaran beberapa anak murid melakukan kegaduhan. 

“Kemudian katanya bu Guru Rini datang dan mengatakan jangan berisik selaku gurunya untuk meredam kegaduhan yang dilakukan anaknya,” katanya. Namun, disesali Esih, jika anak dan beserta temannya susah dinasehati agar diam, tidak lantas menggunakan kekerasan fisik dalam mendidik anak. Jika memang diperlukan cukup dengan hukuman fisik seperti lari keliling lapangan, dan hal itu masih bisa ditoleransi, sambil dibarengi dengan nasehat-nasehat dari anak didik. 

Setelah kejadian penamparan tersebut, lanjutnya, anaknya dan ketiga temannya tidak langsung melapor ke orang tuanya masing-masing. Tetapi setelah beberapa hari kemudian, justru Esih mengetahui kasus penamparan anaknya tersebut dari Dewi, ibu teman anaknya.  lain, sebut saja LM, yang menceritakan kasus tersebut ke ibunya yang bernama Dewi. 

“Lalu Ibu Dewi cerita ke saya kalau anak saya ditampar oleh guru tersebut. Saya melaporkan guru tersebut bukan karena ingin mencari perkara dengan pihak sekolah, tolong setelah kejadian ini jangan memberi perlakukan berbeda atau yang paling saya takutkan intimidasi terhadap anak saya. Ini saya lakukan agar tidak terulang kembali di masa mendatang. Saya gak ada maksud bawa wartawan untuk memeras, tetapi supaya kejadian ini tidak kembali terulang ke siswa lain,”  kata Esih  menjawab pertanyaan Wahyu, seorang petugas Tata Usaha SDN Pancawati 2 yang telah menudingnya dalam forum mediasi tersebut, jika Elis yang ketika itu datang bersama wartawan ingin memeras pihak sekolah

Sementara, menurut Nana Mulyana, mediasi dilakukan untuk mencari solusi dan mendamaikan atas kejadian tersebut. “Adanya kasus ini bentuk ketidakberhasilan saya dalam membina guru-guru yang ada di wilayah kerja saya. Oleh sebab itu, secara pribadi saya meminta maaf kepada orang tua korban atas perbuatan yang dilakukan guru tersebut,” sebut Nana. 

Di tempat yang sama, Ketua PGRI Kabupaten Karawang, Nandang Mulyana mengatakan, cukup prihatin dengan kasus penamparan siswa yang menimpa dunia pendidikan di Kabupaten Karawang. Nandang pun menilai, apa yang diperbuat Rini merupakan bentuk kekhilafan yang juga bisa terjadi kepada orang lain.

“Di saat kita lelah dan kemudian terpancing dengan sikap orang lain yang membuat kita emosi, kita bisa melakukan hal yang tidak kita pikirkan apa dampak akibatnya,” kata Nandang. 

Dijelaskan lebih lanjut, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan konsolidasi dan pembinaan terhadap semua guru supaya peristiwa tersebut tidak terulang kembali. Nandang mengingatkan kepada para guru jika PGRI Karawang sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memetakan mana kasus pembinaan guru terhadap siswa dan mana kasus melakukan pidana terhadap siswa.

“Kalau cuma hanya menjewer biasa kan itu masuk dalam pembinaan guru terhadap siswa, tetapi kalau sudah membuat kupingnya terluka dan berdarah maka itu bisa dikategorikan sebagai bentuk pidana,” kata Nandang. Sementara itu, Rini meminta maaf atas kehilafannya tersebut, dan mendapat banyak nasehat.

Di tempat terpisah, Ketua Komisi D DPRD Karawang, Fendi Anwar mengatakan, dia cukup menyesalkan atas terjadinya sikap yang dilakukan guru tersebut terhadap siswanya, apalagi masih duduk di SD.  

Di saat kondisi pendidikan di Kabupaten Karawang sedang mendapat sorotan, baik dari kalangan politisi dan kalangan masyarakat, dengan banyak kasus yang mencuat akhir-akhir ini, tentunya dengan adanya kasus ini akan menambah raport merah dunia pendidikan di Karawang.

“Dalam waktu dekat kita akan memanggil PGRI karena sebagai wadah organsisasi guru harus bertanggung jawab atas kasus ini,” tegasnya. (tif)

Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. POTRET KARAWANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger