Kenaikan Harga BBM

Seharusnya Kurang dari Rp 3.000

JAKARTA, Spirit
Ekonom DBS Gundy Cahyadi menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seharusnya lebih rendah dari Rp 3.000, agar mampu menjaga daya beli masyarakat, dan memitigasi dampa negatifnya bagi ketahanan likuiditas pasar keuangan.

Gundy Cahyadi di Jakarta, Kamis (13/11), mengatakan hasil riset DBS merekomendasikan kenaikan harga BBM bersubsidi di kisaran Rp 1.500-Rp 2.000, sehingga inflasi tidak akan terlalu terdongkrak jauh hingga melebihi delapan persen. "Sehingga Bank Indonesia masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di 7,5 persen." 

Menurut riset DBS, ujar Gundy, dampak inflasi ke masyarakat akan berlangsung sekitar tiga hingga empat bulan sejak kenaikan harga ditetapkan. Untuk 2014, Gundy mengatakan, memang akan terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi hingga hanya mencapai 5 persen hingga akhir tahun.

Namun, dampak dari pengurangan subsidi itu akan mulai terasa pada awal 2015, dengan membaiknya defisit neraca pembayaran yang dia perkirakan akan turun 3 persen. "Maka itu, 'timing' (waktu) yang paling tepat untuk menaikkan harga BBM adalah sebelum 2015." 

Lebih lanjut, Gundy menuturkan, kenaikan harga BBM memang perlu dilakukan secepatnya, meskipun harga minyak dunia sedang turun di 80 dolar AS per barel. Turunnya harga minyak dunia dapat menjadi pertimbangan untuk mengurangi besaran kenaikan dari yang sebelumnya direncanakan, namun kenaikan itu sebaiknya tidak ditunda kembali.

"Harus secepatnya dilakukan karena impor minyak telah menggerus banyak sekali neraca pembayaran. Jadi ini bukan hanya untuk sisi fiskal, tapi kesehatan ekonomi secara keseluruhan," ucapnya.

Selain itu, menurut Gundy, para investor masih "wait and see" untuk melarikan modalnya dari Indonesia atau tidak, karena masih menunggu kebijakan reformasi ekonomi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Sejak 2013, kita melihat 'capital outflow' (dana keluar) yang besar. Para investor telah menunggu lama reformasi ekonomi." 

Pemerintah telah memastikan akan mengurangi belanja subsidi, dengan menaikkan harga BBM bersubsidi sebelum 2015. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah juga telah mengkaji ulang besaran kenaikan harga BBM setelah adanya penurunan harga minyak dunia. Namun, Jusuf belum memastikan kapan waktu spesifik, kenaikan harga BBM itu akan direalisasi.

Sebelumnya, pemerintah juga telah mengenalkan paket bantuan kepada masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah berupa Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera. Kartu tersebut menjadi saluran bantuan dana dari pemerintah untuk masyarakat miskin, yang direncanakan sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM.(Ant)

Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. POTRET KARAWANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger