RAWAMERTA, Spirit
Jalan penghubung Desa Sekarwangi, Kecamatan Rawamerta dengan Desa Kalangsurya Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, kondisinya sudah hancur dan berlumpur. Sepanjang jalan banyak kubangan atau mirip parit yang kini terendam air hujan. Warga di dua desa lain kecamatan tersebut sudah lama mengeluh dengan keadaan jalan tersebut.
Suhadi (46) warga Desa Kalangsurya dan sehari-hari bekerja sebagai penarik ojek, menyatakan rasa prihatinnya dengan kondisi jalan tersebut. Terlebih dia sendiri sangat berkepentingan dengan jalan yang setiap hari harus ia lalui untuk mencari nafkah.
“Dengan jalan yang hancur seperti ini, pendapatan saya jelas berkurang. Para penumpang enggan naik ojek karena berisiko. Belum lagi motor saya cepat rusak, sehingga bisa menguras pendapatan saya,” kata Suhadi, yang biasa mangkal di Gang Ojo, Desa Kalangsurya, saat ditemui Rabu (12/11).
Sebagai warga masyarakat, Suhadi berharap, agar pemerintah yang berwenang menanganinya agar segera memperbaiki jalan Desa Sekarwangi menuju Desa Kalangsurya. Jika terus dibiarkan, dampaknya terhadap warga desa sangat terasa, terutama untuk beraktivitas jadi sulit dan perekonomian juga lesu karena ongkos angkutan menjadi mahal.
“Apalagi kalau hujan terus menerus, jalan tidak akan bisa dilewati,” kata Suhadi.
Sementara itu, Karda, warga Desa Sekarwangi, Kecamatan Rawamerta, mengatakan, akibat jalan yang rusak harus banyak kehilangan waktu. Untuk bepergian keluar desa terpaksa harus memutar arah ke jalan lain yang lebih jauh. Itu terpaksa ia lakukan karena sulit untuk melewati jalan yang hancur.
Menurut Karda, dengan kondisi jalan seperti itu sebenarnya warga malas untuk bepergian jika bukan terpaksa. Warga baru memaksakan pergi jika kondisi darurat, misalnya menengok saudara yang terkena musibah atau sakit.
“Hanya untuk pergi ke Kampung Gandok saja yang sebetulnya berjarak tidak jauh, namun kami biasanya memutar arah ke Rawagede, yang jaraknya sekitar sepuluh kilo meter,” ujar Karda.(yan)
Posting Komentar