Cilamaya Jadi Target Awal Pendirian BMT NU

Cilamaya Daerah Percontohan Awal


KARAWANG, Spirit
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang menjadikan Kecamatan Cilamaya Kulon dan Kecamatan Cilamaya Wetan sebagai percontohan awal pendirian layanan badan usaha perekonomian ummat. Layanan badan usaha yang ditargetkan berdiri di setiap Majelis Wakil Cabang (MWC) tersebut, berupa Baitul Mal wat Tamwil (BMT), seperti yang telah berjalan di Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang. 

“Sebagai organisasi yang berbasis massa dengan jamaah yang besar, sudah seharusnya kita melakukan pelayanan terhadap kebutuhannya. BMT harus kita targetkan untuk dapat bergerak di setiap kecamatan atau MWC,” kata Rois Syuriah PCNU Karawang, KH Hasan Nuri Hidayatullah, dalam Rapat Kerja I PCNU Karawang di Pondok Pesantren Ash Shiddiqiyah 3 Cilamaya Wetan Karawang, Rabu (5/11). 

Diterangkannya, untuk sementara yang akan menjadi percontohan pendirian pertama akan dilakukan di dua kecamatan, yakni Cilamaya Wetan dan Cilamaya Kulon. Kedua kecamatan tersebut, lanjutnya, sangat berpotensi untuk dijadikan pioneer bagi kecamatan yang lain. 

“Yang jelas target kita, akhir tahun 2014 atau awal 2015 untuk Cilamaya harus sudah berdiri,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Gus Hasan.

Menurut  Gus Hasan, selama ini, di wilayah Cilamaya masyarakat banyak menabung di bank-bank konvensional, sehingga, baginya merupakan peluang dan potensi yang patut dikembangkan. Namun, tambahnya, ketika masyarakat akan melakukan pengajuan kredit, terkesan belum mempunyai daya tawar terhadap besaran pinjaman, karena masih melalui perhitungan dan kalkulasi bank tersebut.

“Tabungan masyarakat yang terserap dalam satu tahun cukup besar. Tapi, perkiraan kami, untuk pengucuran kreditnya masih jauh lebih kecil dengan hasil tabungan masyarakat. Tentu hal ini menjadi potensi yang harus kita kelola dengan baik agar bermanfaat bagi jam’iyah dan warga nahdliyin di Cilamaya,” ucapnya. 

Dia berharap, adanya BMT yang beroperasi di setiap kecamatan nanti, manfaatnya dapat dirasakan betul oleh warga nahdliyin, mengingat pola operasi bank-bank konvensional ternyata juga sudah menjamah sampai pada wilayah perdesaan. “Kita akan melakukan akad dengan model yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman. Meskipun dalam konteks prosedur pinjaman menggunakan sistem perbankan agar lebih cermat dan teliti,” kata pengasuh  Pesantren Ash Shiddiqiyah 3 kelahiran Banyuwangi ini.(top)

Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. POTRET KARAWANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger