RENGASDENGKLOK, Spirit
Berkurangya lahan pertanian, khususnya sawah, di Karawang, menimbulkan keprihatinan masyarakat pedesaan. Mereka melihat alihfungsi lahan menjadi industri dan perumahan semakin tinggi, sehingga dikhawatirkan daerah ini yang semula sebagai lumbung padi menjadi lenyap.
Kekhawatiran itu disampaikan Deden Y (39), generasi muda Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten karawang, yang ditemui Senin (27/10).
Dia mengatakan, berubahnya lahan pertanian menjadi bentuk lain tidak menjadi kesalahan satu pihak akan tetapi menjadi kesalahan semua. Di dalamnya ada juga peran masyarakat bersama pemerintah daerahnya sendiri.
Menurut Deden, masyarakat dengan mudahnya menjual lahan pertanian meraka, hanya karena melihat harga yang melambung tinggi. Sementara kesalahan pihak pemerintah dengan mudahnya memberikan izin alihfungsi lahan.
“Padahal mereka tidak menyadari dengan berbuat seperti itu secara perlahan sudah mengikis lahan pertanian yang berada di wilayah Karawang ini,” kata Deden.
Deden juga mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Karawang, setiap tahun hampir 300 hektare sawah di Karawang beralihfungsi, baik menjadi pemukiman maupun industri. Kalau saja hal itu tidak dapat dihentikan, dipastikan areal pertanian di Kabupaten Karawang akan habis.
“Seandainya terus berkurang sudah dipastikan angka kemiskinan di Wilayah Karawang akan semakin meninggi, karena buruh tani kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian,” papar Deden.
Menurut Deden, hal itu merupakan permasalahan yang harus kita pikirkan bersama antara pihak pemerintah dengan masyarakat. Sebab bagaimanapun juga kesalahan tetap ada pada pemerintah dan masyarakatnya sendiri.(yan)
Posting Komentar