KARAWANG, Spirit
Pelaku pembunuhan rumah saudagar sapi H Ardi (75), Entis Sobandi (26) nyaris diamuk warga dan keluarga korban saat aparat kepolisian menggelar rekontruksi tindak pencurian dan kekerasan di rumah korban, di Dusun Krajan, Desa Gintung Kerta, Kecamatan Klari, Kamis (30/10). Pihak keluarga korban yang turut menyaksikan rekonstruksi tak kuasa menahan emosi saat tersangka memperagakan adegan penganiayaan terhadap Hj Unasih dan H Ardi.
Aura emosional sudah terasa saat sejak kedatangan mobil aparat yang membawa tersangka ke TKP. Ratusan warga yang menyaksikan terdengar mencemooh tersangka dengan kata-kata kasar. Begitupun dengan pihak keluarga korban, mereka terlihat satu persatu bergantian berbicara dengan korban yang ada di dalam mobil.
Akan tetapi, aparat kepolisian lebih sigap mengamankan situasi sehingga tersangka selamat dari amukan massa. Aparat kepolisian Polsek Klari bersama tim identifikasi kriminal Polres Karawang melangsungkan kegiatan rekontruksi dengan lancar hingga usai.
Sempat terjadi dorong-dorongan dengan anggota Dalmas yang berjaga. Tak hanya sampai disitu, salah seorang pihak keluarga korban ada yang mengejar mobil yang membawa tersangka. Akhirnya tersangka berhasil dibawa keluar oleh anggota reskrim polsek klari keluar halaman rumah korban untuk kembali ke Mapolsek Klari.
27 Adegan
Kapolsek Klari Kompol Agus mengatakan, rekonstruksi dilakukan guna melengkapi berkas pelimpahan kasus ke kejaksaan negeri. "Total ad 27 adegan yang diperagakan oleh tersangka," terangnya.
Dikatakan, adegan dimulai sejak tersangka masuk melompat pagar rumah korban hingga kembali kabur melewati jalan yang sama. Diketahui, korban masuk dengan cara mencongkel pintu dapur belakang rumah korban, dan kemudian masuk ke kamar Hj Unasih, istrinya H Ardi.
"Hj Unasih pingsan setelah dihantam batu saat terbangun dari tidurnya dan mergoki tersangka tengah mengambil perhiasan emas dan uang korban di kamar tidurnya. Adegan itu diperagakan tersangka di adegan ke sepuluh," jelasnya.
Sedangkan, kematian Haji Ardi terjadi di adegan ke 12 saat korban memergoki tersangka yang keluar dari kamar H Unasih yang terkapar karena dihantam batu oleh tersangka. Haji Ardi di bacok dengan golok di bagian belakang kepalanya hingga tergeletak di lantai dan meninggal karena kehabisan darah.
Hukuman Berat
Peristiwa tersebut meninggalkan lula mendalam bagi keluarga korban. Mereka berharap tersangka dihukum seberat-beratnya. Sejumlah anggota keluarga korban ada yang terlihat emosi dan ada pula yang menasehati tersangka. Tersangka memang sangat kenal dekat dengan keluarga korban.
Pasalnya, sejak kecil tersangka diasuh keluarga korban sehubungan ayahnya merupakan mantan sopir truk perusahaan milik korban. Usai pelaksanaan acara rekonstruksi satu adegan lain yang cukup emosional terjadi di rumah korban. Orang tua tersangka, yakni Sobandi beserta istrinya hadir menemui pihak keluarga korban.
Ditengah suasana duka, tiba tiba beberapa pihak keluarga korban memaki dan menghardik sepasang suami istri tersebut. Beruntung pihak kepolisian berhasil meredam suasana dengan menenangkan anak-anak korban yang masih terlihat kesal.
"Kami hanya menuntut permintaan maaf dari orang tua tersangka. Karena dari sejak kejadian meninggalnya Bapak baru sekarang mereka mau menemui kami," ujar salah seorang menantu korban.
Ditengah makian anak anak korban, orangtua tersangka meminta maaf secara langsung kepada anak korban dan Hj Unasih. Keduanya beralasan selama ini dirinya sakit karena syok akibat kasus yang melibatkan anaknya tersebut.
"Saya minta maaf karena selama ini bukan tak ingin minta maaf, tapi karena jantung saya sakit, " ucap Sobandi dihadapan seluruh keluarga korban. (Dit)
Posting Komentar