Desa Kertawaluya Diserang Puluhan Orang Bersenjata Tajam


TIRTAMULYA, Spirit
Puluhan orang  yang diduga dari Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang Wadas, melakukan aksi penyerangan kepada pemukiman penduduk di Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Minggu (12/10) pukul 17.35 WIB. Aksi penyerangan dilakukan dengan cara melempari rumah warga dengan batu. Warga yang sedang diluar rumah diancam dengan senjata tajam, dan beberapa diantaranya bahkan dikejar untuk dianiaya para pelaku penyerangan. Aksi penyerangan juga dilakukan ke Desa Cipondoh, Kecamatan Tirtamulya. 

Aksi penyerangan ke Desa Kertawaluya dilakukan sekitar 50 orang lebih dan menggunakan kendaraan sepeda motor. Banyak diantaranya membawa senjata tajam, sedangkan lainnya membawa botol dan pentungan. Tokoh masyarakat Desa Kertawaluya, Iwang (55) mengatakan, ketika datang ke Desa Kertawaluya, para pelaku penyerangan memarkirkan kendaraan di Kantor Desa Kertawaluya.

“Mereka berjalan kaki dari perbatasan Desa Kertawaluya hingga menuju tempat dimana orang yang diduga jambret tewas dihakimi massa. Mereka juga menyimpan sepeda motornya di kantor Desa Kertawulya. Selama di Desa Kertawaluya, mereka melakukan aksi penyerangan secara membabi buta, target mereka pemuda di desa ini. Mereka melempari rumah-rumah dan warung  bahkan lampu halaman masjid pun dirusak,” katanya. 

Warga Desa Kertawaluya seketika dibuat ketakutan, tidak berani keluar rumah dan mengunci rapat rumahnya. Kata Iwang, anak-anak pun menangis menengar teriakan ancaman dari para pelaku penyerangan. Suara kaca jendela yang pecah membuat kaum ibu menangis lantaran ketakutan. Sedangkan kaum bapak bersembunyi di dalam rumah sambil memegang senjata tajam sebagai antisipasi perlawanan jika diserang. Situasi seperti bukan di negara hukum. 

“Isyu penyerangan sebetulnya sudah terdengar sejak tiga hari kebelekangan, dan ternyata isyu itu benar terjadi, mereka menyerang. Setelah penyerangan itu ada juga isyu yang mengatakan jika aksi penyerangan akan kembali terjadi, dan lebih besar dari aksi penyerangan yang sudah terjadi,” kata Iwang. 

Sementara itu, Kepala Desa Kertawaluya, Robert Hanafi mengatakan, beberapa rumah dan warung milik warga rusak akibat aksi penyerangan tersebut. Ditaksir kerugian warga mencapai belasan juta rupiah.

“Warung lotek dan kaca samping rumah milik Rohadi (48) rusak parah. Atap genting rumah belandongan rumah milik Sukardi (48) rusak ringan. Atap genting warung dan atap genting rumah milik Uwas (40) rusak parah. Atap genting milik Tito (50) rusak ringan. 5 lampu penerangan milik Hendra (35) hancur. Yang terakhir, 3 lampu penerangan masjid juga dirusak,” ungkapnya Robert. 

Warga Bersiaga
Setelah para pelaku penyerangan pergi dari Desa Kertawaluya, warga Desa Kertawaluya berjaga-jaga di jalan masuk desa tersebut. Warga mempersenjatai dirinya dengan berbagai jenis senjata tajam, termasuk pentungan dan batu. Hal itu dilakukan menyusul adanya isyu akan terjadi serangan susulan dari para pelaku penyerangan. Suasana pun mencekam. 

Aparat kepolisian tidak lama berdatangan ke Desa Kertawaluya sekitar pukul 20.20 WIB. Petugas kepolisian langsung melakukan penyisiran dan penjagaan ketat di tiga jalan akses masuk desa tersebut. 

Untuk mengantisipasi serangan susulan, Polsek Cikampek meminta bantuan ratusan aparat kepolisian dari kesatuan Dalmas dan Sabhara Polres Karawang. Sepanjang malam itu polisi mengamankan Desa Kertawaluya. Polisi juga melakukan penjagaan di setiap akses jalan perkampungan dan perbatasan desa tersebut. Warga Desa Kertawaluya yang berjaga-jaga di jalanan dibibarkan aparat kepolisian. Dikabarkan  polisi juga mendatangi Desa Polokalapa.


Jambret Tewas
Aksi penyerangan yang diduga dilakukan warga Desa Pulokalapa Kecamatan Lemahabang Wadas itu ditengarai akibat Aan (20) warga Kampung Sentul, Desa Pulokalapa tewas dihakimi massa di Desa Kertawaluya, Minggu (5/10). Sementara itu, Aan dikenal warga Desa Polokalapa sebagai sosok yang santun dan gemar mengaji serta santri di salah satu pondok pesantren. Aan tewas dihakimi massa lantaran diduga telah melakukan aksi penjambretan terhadap Wiwin (23), warga Desa Cipondoh, Kecamatan Tirtamulya. 

“Diduga kuat akibat tidak terima warga Desa Polokalapa tewas dihakimi massa karena menjambret tas milik warga Desa Cipondoh. Jadi, sebagai aksi balas dendam, warga Pulokalapa melakukan serangan ke dua desa itu dengan merusak rumah warga, bahkan tempat ibadah,” ujar seorang tokoh masyarakat, Iwang (55). 

Kepala Desa Kertawaluya, Robert Hanafi menambahkan, isyu penyerangan sudah menjadi buah bibir masyarkaat sejak pelaku jambret warga Desa Pulokalapa dimakamkan, Senin (6/10). Kabar warga Pulokalapa akan melakukan penyerangan secara besar-besaran membuat sejumlah kalangan ibu rumah tangga dan anak-anak khawatir.

“Ya kabarnya itu akan melakukan penyerangan di sore hari dan malam hari. Kabar itu berasal dari beberapa warga dari dua desa yang mendapat kabar melalui sambungan telepon selular yang nomornya dirahasiakan oleh penelpon yang diduga asal Pulokalapa. Tapi, kabar tersebut terjadi juga, kondisi perkampungan yang relative sepi pada sore hari, dimanfaatkan oleh mereka untuk menyerang,” katanya.

Sebelumnya, Minggu (5/10) pukul 20.00 WIB, Aan (20) warga Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang Wadas tewas dihakimi massa di Jalan Desa Cipondoh, Kecamatan Tirtamulya.  Menurut salah seorang warga Tirtamulya, Didik, kejadian berawal saat korban Wiwin (23), warga Desa Cipondoh, ditengah perjalanan mengendarai sepeda motor menjadi korban penjambretan. 

Wiwin kemudian berteriak jambret kepada Aan yang kemudian kabur ke Jalan Desa Kertawaluya. Di Desa Kertawaluya Aan ditangkap warga dan dihakimi hingga tewas. "Disanalah pelaku dihakimi massa, kemudian pelaku meninggal. Jadi katanya sih yang menghakimi itu warga dari Desa Cipondoh," ujarnya.

Menurut keterangan Kapolsek Cikampek, Kompol A Syofwan,SH, kejadian berawal dari pelaku melakukan penjambretan di jalan yang sepi, kemudian korban dan pelaku bersamaan jatuh dari motor yang dikendarainya. "Setelah sama-sama jatuh, pelaku kembali berupaya mengambil tas kemudian korban tetap mempertahankan tas tersebut, tasnya berhasil diambil pelaku," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Tapi saat pelaku menancapkan gas sepeda motor yang dikendarainya, korban berteriak "jambret-jambret," sehingga mengundang massa, dan secara otomatis warga langsung mengejar pelaku. "Kejar-kejaran sempat terjadi, tapi kemudian pelaku terkepung oleh massa dan tidak bisa kemana-mana, akibatnya dia langsung dihakimi oleh massa," ujarnya.

Bahkan berdasarkan pengakuan para warga, tambah Kapolsek, pelaku terkepung oleh sekitar 300 orang, sehingga tidak ada celah untuk melarikan diri. Saat tertangkap warga, pelaku diseret di tengah-tengah sawah dan dihakimi kembali. "Pelaku meninggal di tempat," tambahnya. (gus)

Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. POTRET KARAWANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger