KARAWANG, Spirit
Tidak kurang dari 900 siswa kelas VII, VIII dan kelas IX di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-I’anah, Kecamatan Klari, mengikuti prosesi manasik haji atau peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Mereka mengenakan pakaian ihram berwarna putih menyerukan bacaan talbiyah yang diserukan oleh para siswa dari lapangan olahraga MTS Al-I’anah menuju lapangan persawahan Desa Duren, Kecamatan Klari.
Para siswa perempuan berjalan di depan kelompok siswa laki-laki menuju Ka’bah tiruan di tengah lapangan basket yang disimulasikan sebagai Ka’bah asli. Para siswa pun melakukan thawaf atau mengelilingi Ka'bah tujuh putaran.
Selanjutnya, para siswa pun melakukan peragaan sholat dua raka'at di belakang maqom Ibrahim yang dilanjutkan tahapan menuju bukit Shofa untuk melakukan berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah. Bahkan, juga dilakukan prosesi tahalul atau menggunting rambut sedikit seolah selesai Sa'i di bukit Marwah. Setelah menyelesaikan tahapan umroh, para siswa pun beristirahat dan kemudian melakukan peragaan haji dengan berjalan kaki mengelilingi area jalan raya Kosambi seolah menuju Mina.
Menurut Kepala MTs Al-I’anah, H. Ahmad Jamaludin, M.Pd.I., kegiatan pelatihan bimbingan manasik haji kepada siswanya bertujuan untuk melatih ibadah haji sejak usia sekolah dengan cara memberikan pengalaman dengan praktek secara langsung kepada siswa. Selain itu juga untuk melatih kesabaran di kalangan anak-anak karena mereka harus melaksanakan ibadah haji secara urut dan sistematis.
“Di samping itu juga, kegiatan tersebut sebagai syiar keagamaan Islam dan syiar kegiatan madrasah, sehingga pada akhirnya masyarakat bisa mengetahui dan mengenal lebih dekat MTs Al-I’anah,” ucap Ahmad.
Dikatakan Ahmad, dalam kegiatan manasik haji ada tiga mata pelajaran yang disinergiskan, yakni mata pelajaran Fikih, sejarah kebudayaan Islam (SKI) dan Akidah. Dari segi mata pelajaran Fikih, siswa diajarkan tata cara bagaimana melaksanakan ibadah haji dengan baik sesuai dengan rukun dan syaratnya. Sedangkan dari segi mata pelajaran SKI, siswa akan dikenalkan tempat-tempat bersejarah yang dijadikan tempat ritual ibadah haji, seperti Ka’bah, bukit Shofa dan Marwah dan padang Arafah. Kemudian dari segi mata pelajaran Akidah, siswa akan diajarkan untuk meyakini bahwa ibadah haji merupakan bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah swt.
Masih dikatakan Ahmad, kegiatan proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas, tapi bisa juga dilaksanakan di luar kelas, seperti pelaksanaan pelatihan manasik haji. Bahkan, dia berencana pelaksanaan manasik haji yang diselenggarakan di madrasahnya akan dijadikan program unggulan yang akan diadakan tiga tahun sekali yang dilaksanakan secara serentak tiga kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
“Sebelumnya kegiatan serupa pernah dilaksanakan tujuh tahun yang lalu, tapi ke depan kami akan mengagendakan kegiatan tersebut tiga tahun sekali,” imbuhnya.
Masih menurut Ahmad, kegiatan pelatihan manasik haji lebih banyak dilakukan oleh anak sekolah tingkat TK atau RA, tapi untuk level MTs dan MA masih sangat jarang dilaksanakan. Oleh sebab itu, dia berharap dengan diadakannya pelatihan manasik haji oleh madrasahnya bisa memacu madrasah-madrasah lain untuk melakukan hal serupa demi syiarnya ajaran Islam dan menanamkan pemahaman ajaran Islam secara langsung dikalangan pelajar. Di samping itu, diadakannya pelatihan manasik haji ternyata direspon sangat positif oleh para wali murid yang turut menyaksikannya. Mereka merasa bangga dan senang anaknya mengikuti pelatihan manasik haji.
“Dengan adanya kegiatan tersebut, mudah-mudahan bisa mendorong wali murid yang mampu untuk segera menunaikan ibadah haji ke tanah suci,” tutup Ahmad. (tif)
Posting Komentar